Sabtu, 11 Desember 2010

Awas, 9 Mitos Tentang Seks Yang Tidak Sesuai Kenyataan

Ilustrasi
Beberapa mitos seputar seks di masyarakat seakan membuat anda menjadi sosok yang telah mahir dan ahli dalam seks, walaupun apa yang anda lakukan adalah mitos yang tidak sesuai dengan kenyataan.Untuk mencocokkan mitos dengan pengetahuan realita tentang seks yang benar, berikut ini keterangan Alicia Stanton, MD, seorang ahli tentang hormon yang mengkhususkan diri menangani pria wanita penderita ketidakseimbangan hormon. Dia sudah banyak membantu menangani pria wanita yang rendah libido seks. Berikut ada 9 mitos terkait seks yang tidak cocok dengan kenyataan, dirilis the fox (9/12).

= Gairah seks menurun seiring menopause
Realita: 
Banyak wanita yang mampu menjaga keseimbangan hormon dan gairah seks pada masa menopause. Justru pada masa dimana kehamilan dan menstruasi sudah stop maka sewaktu-waktu bisa menginginkan seks secara enjoy. Selain itu, mereka lebih percaya diri dan berpengalaman terkait apa yang diinginkan sehingga kualitas hubungan seks berpotensi menjadi lebih baik dari sebelumnya.

= Hormon pembangikit libido adalah testosteron
Realita: 
Meskipun hormon testosteron sangat penting bagi libido dan fungsi seksual pria maupun wanita, ternyata hormon lain juga berperan. Yaitu kortisol yang bekerja melawan libido, berarti makin banyak kortisol maka libido menurun.

= Jika sedang jatuh cinta, gairah seks mudah bangkit
Realita:
 Hubungan nyata dengan seseorang membutuhkan waktu dan energi. Dan unsur perhatian mendominasi untuk membangkitkan libido seks. Fokus pada pasangan, perhatian dan menjaga kepentingan kedua pihak maka hal itu menjadi pembangkit gairah hidup paling utama. Dengan perhatian maka bisa ditemukan cara baru membangkitkan seks pasangan.

= Jika kondisi badan sehat maka selalu ingin seks
Realita: 
Memang badan sehat mempengaruhi nafsu dan libido seks meningkat. Namun demikian, kepuasan seks lebih ditentukan oleh kebahagiaan pasangan masing-masing. Tidak perlu membandingkan dengan aktivitas orang lain.

= Jika kalau mau minta nggak perlu ngomong
Realita:
 Bertemu dengan pasangan untuk melakukan seks, dimulai dengan pembicaraan. Hal ini berlaku bagi keluarga baru memasuki tahapan kehidupan, seperti melahirkan, menopause, atau andropause, sering disebut menopause laki-laki. 

Jika pasangan mengalami perubahan dalam tubuhnya atau gairah seksnya, berbicara atau komunikasi dengan pasangan adalah solusi terbaik. Cara ini akan saling memahami dan meningkatkan gairah seks terbebas dari rasa khawatir.

= Organ seks paling penting adalah kelamin
Realita: 
Kelamin memang organ paling nikmat, tapi perlu diingat bahwa organ seks terbesar dalam tubuh adalah otak. Dengan otak maka bisa berpikir untuk selalu memiliki kemampuan seks dan melakukannya. Bermula dari otak lah keinginan seks menjalar dan bisa menular ke pasangan sehingga keduanya saling menikmati.

= Tanpa pasangan maka libido seks tak berguna
Realita:
 Memiliki hubungan kasih dengan diri sendiri adalah penting. Bahkan jika saat ini sedang tidak memiliki pasangan, perasaan sensual dan gairah seks bisa mempengaruhi kehidupan pribadi. Perlu latihan untuk mengetahui apa saja yang membangkitkan gairah seks pasangan, dan ini adalah pengetahuan penting untuk meningkatkan keharmonisan keluarga.

= Perempuan memiliki libido seks rendah
Realita: 
Gangguan libido seks rendah bukan hanya dialami oleh wanita, ternyata pria juga. Beberapa penyebab fisik antara lain alkohol, obat-obatan, stres, ketidakseimbangan hormon (seperti testosteron rendah), penggunaan kokain, tumor otak yang menghasilkan hormon prolaktin, diabetes, dan penyakit utama lainnya seperti kanker.

= Penyebab libido wanita rendah adalah hormon
Realita: 
Ada ketidakseimbangan hormon seperti estrogen rendah, testosteron rendah, hipotiroidisme, dan kortisol tinggi dari stres. Selain itu masih ada lagi penyebab potensi rendahnya gairah seks wanita yaitu nyeri vulva atau vagina. Kondisi ini bisa membuat wanita frustasi untuk menikmati seks. 

Libido menurun juga dipicu oleh kanker, diabetes, darah tinggi dan rematik. Hubungan antar pasangan, masalah psikologis, perokok aktif dan obesitas menurunkan libido seks.



Sumber : www.Tribunnews.com

0 komentar:

Posting Komentar