Para korban tersebut bernama Randi, Muhammad Fadli, Muhammad Nur, Fitria, Muhammad Fajri, Ashar, Herman, dan Astra. Dua diantara mereka diduga terkena peluru tajam, dan enam lainnya diduga terkena peluru karet.
Dugaan tersebut muncul setelah para mahasiswa menemukan selongsong peluru tajam di lapangan. Para mahasiswa itu ada yang terkena tembakan di bagian dada, kepala, dan tangan.
Mereka kemudian dilarikan ke unit gawat darurat Rumah Sakit Ibnu Sina untuk mendapatkan perawatan. Sampai saat ini, mereka masih ditangani tim dokter.
Sebelumnya ada empat mahasiswa yang juga terkena tembakan polisi. Diduga mereka terkena peluru karet. Keempat mahasiswa tersebut adalah Oppi (mahasiswa 45 Makassar), dan tiga mahasiswa UMI bernama Andi, Iwan, dan Ramadan.
Beberapa mahasiswa yang dimintai konfirmasi belum memberikan penjelasan soal kejadian itu. Mereka masih sibuk membalas serangan dari polisi.
Pantauan di lapangan, polisi menambah pasukan pengamanan. Satu kompi personel dari Brigadir Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan bersenjata lengkap didatangkan ke lokasi. Mereka membantu polisi yang sejak tadi terus mendesak para mahasiswa.
Sampai sore ini, mahasiswa terus saja beraksi. Mereka membalas serangan polisi dengan lemparan batu. Setelah bantuan dari Brigadir Modil datang, polisi semakin beringas. Mereka berhasil mendesak mahasiswa masuk ke dalam kampus. Terdengar beberapa kali tembakan polisi ke dalam kampus.
Bentrokan ini bermula di depan kantor Gubernur Sulawesi Selatan, siang tadi. Para mahasiswa yang berunjuk rasa memperingati hari antikorupsi berusaha masuk ke dalam kantor tersebut, tapi dihalau oleh polisi. Bentrokan antara polisi dan mahasiswa kemudian terjadi.
Sumber : www.tempointeraktif.com
0 komentar:
Posting Komentar